Menunggu Badai
Tanah berapi, berbatu
Terinjak siksa
Bersandar dinding di dinding
Hanya palsu menjalar di diri
Bianglala menghitam di sini
Semesta sementara tak pahami
Hingga mega-mega berpendar pudar
Dipuput bayu ke layar
Karat kini merekat diri
Menyayat
Merajut benci, menjadi tali
Mati kembali, berselimut imaji
Kujangkarkan sampan di karang
Menunggu badai menghancurkan

Komentar
Posting Komentar